KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahim. Syukur Alhamdulillah
kehadirat Allah SWT, atas Rahmad dan Hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sebaik-baiknya yang bisa saya usahakan.
Dalam makalah ini saya mengulas sedikit tentang
proses pendidikan yang meliputi imteraksi, tujuan, lingkungan serta bentuk
pendidikan.
Ucapan terimakasih kepada kepada Bapak M. syukur
Pane M.Pd selaku Dosen Pengampu mata kuliah Teori Belajar, serta ucapan
terimakasih pula kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung dalam
penyelesaian makalah ini.
Kesempurnaan hanya milik Allah, besar harapan saya
akan kritik dan saran Anda sekalian dalam proses penyempurnaan makalah saya
yang selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta perubahan
yang berarti dan lebih baik untuk kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.
Bangkalan,
15 November 2011
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ----------------------------------------------------- --- i
Daftar Isi ------------------------------------------------------ --- ii
BAB I PENDAHULUAN -------------------------------------- 1
1.1.
Latar Belakang Masalah ----------------------------------------- 1
1.2.
Rumusan Masalah ----------------------------- 2
1.3.
Tujuan Makalah ------------------------------------------ 2
BAB II PEMBAHASAB----------------------------------------------------------- 3
2.1.
Rencana Pembelajaran---------------------------------------------------- 3
2.2.
Urgensi Persiapan dalam Proses Pembelajran----------------------- 3
2.3.
Fungsi Rencana Pembelajaran -------------------- 4
2.4.
Prinsip Pengembangan Rencana
Pembelajaran ----------------- 5
2.5.
Langkah-langkah Menyusun Rencana
Pembelajaran --------------- 6
2.6.
Kinerja Guru dalam Rencana
Pembelajaran------------------ 7
BAB III PENUTUP ----------------------------------------------- 9
3.1.
Kesimpulan --------------------------------------------- 9
3.2.
Kritik --------------------------------------------- 10
3.3.
Saran --------------------------------------------- 10
DAFTAR PUSTAKA --------------------------------------------------------------- 11
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan
pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk
mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.
Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling pengaruh antara
pendidik dengan peserta didik.dalam saling pengaruh antara pendidik dengan
peserta didik.
Rencana
pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek yang dilakukan
oleh guru untuk dapat memperkirakan berbagai tindakan yang akan dilakukan di
kelas. Perencanaan pembelajaran tersebut perlu dilakukan agar guru dapat
mengkoordinasikan berbagai komponen pembelajaran yang berorientasi (berbasis)
pada pembentukan kompetensi siswa, yakni antara lain kompetensi dasar, meteri
standar, indicator hasil belajar, dan penilaian berbasis kelas (PBK). Kompetensi
dasar berfungsi untuk memberikan makna terhadap materi standar. Indiaktor hasil
belajar berfungsi sebagai alat untuk mengukur ketercapaian kompetensi.
Sedangkan PBK berfungsi sebagai alat untuk mengukur pembentukan kompetensi
serta menentukan tindakan yang harus dilakukan jika kompetensi standar belum
tercapai.
Dalam
kontek peningkatan efektivitas proses pembelajaran dan pencapaian hasil belajar
yang baik dan berkualitas, persiapan pembelajaran merupakan sesuatu yang mutlak
harus dilakukan oleh guru setiap kali akn melakukan proses pembelajaran,
sekalipun terkadang pelaksanaan pembelajaran terkadang tidak sesuai dengan yang
telah direncanakan. Namun demikian, guru tetap melakukan persiapan dengan baik
dan komprehensif sesuai dengan kebutuhan siswa dalam kegiatan proses
pembelajaran di kelas.
Pendidikan
berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dinya, yaitu mengembangkan
semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya kearah yang positif,
baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Namun dalam melangkah untuk mencapai
hal tersebut perlu dijabarkan lebih rinci tentang pendidikan itu sendiri, interaksi,
tujuan, lingkungan maupun bentuk pendidikan agar tercapainya apa yang
diinginkan dari pendidikan.
Dari
uraian diatas sangar dibutuhkan rencana pembelajaran yang efektif dan efisien
serta menciptakan suasana yang sistematis guna pencapaian tujuan pendidikan.
1.2.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah : “
bagaimanakah rencana pembelajaran serta berbagai cakupan yang ada di dalamnya?
”.
1.3.TUJUAN
MAKALAH
Makalah ini
bertujuan agar mengetahui tentang rencana pembelajaran serta berbagai cakupan
yang ada di dalamnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. RENCANA PEMBELAJARAN
Menyiapkan persiapan dalam proses
pembelajaran merupakan langkah awal yang harus dialkukan oleh guru, karena
bagaimanapun rencana pembelajaran merupakan muara dari implementasi
pengetahuan, teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang
objek belajar dan situasi pembelajaran. Rencana pembelajaran merupakan suatu
perkiraan atau suatu proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan yang akan
dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas, baik yang dilakukan oleh guru
maupun yang dilakukan oleh siswa.
Dalam menyiapkan rencana
pembelajaran ini, guru harus terlebih dahulu mengetahui dan menganalisis dengan
baik kompetensi yang akan dibentuk dalam setiap interaksi edukatif. Dengan kata
lain, dalam persiapan pembelajaran diperlukan kejelasan kompetensi dasar yang
akan dimiliki oleh siswa., apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari,
bagaimana mempelajarinya, serta
bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah mengetahui kompetensi
tertentu. Aspek-aspek tersebut merupakan unsure yang secara minimal harus ada
dalam setiap rencana pembelajaran sebagai pesoman guru dalam melaksanakan
pembelajaran, dan membentuk kompetensi peserta didik.
2.2.URGENSI
PERSIAPAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Munculnya
persepsi yang keliru dan bahkan “kebingungan” dikalangan para pelaksana
pendidikan tentang persiapan pembelajaran, yang banyak disebabkan oleh
penafsiran yang salah (kurang tepat) atau berbeda terhadap sialbus. Mereka
menganggap bahwa dalam implementasinay guru guru tidak perlu membuat rencana
pembelajaran dan hanya cukup dengan membuat silabus. Tanggapan tersebut
tentu saja kurang tepat, jika diakitkan
dengan contoh silabus yang dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasioanal
melalui Pusat Kurikulum, yang hanya memuat standar kompetensi, kompetensi
dasar, indicator, dan materi pokok. Dalam konteks ini silabus belum memuat
secara rinci apa yang harus diperbuat oleh guru dalam membantu peserta didik membentuk
kompetensi, apa yang harus digunakan, bagaimana caranya, serta berapa lama
waktu yang diperlukan dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh karena itu dalam
implementasinya, guru dituntut dan harus mampu menyiapkan persiapan
pembelajaran dengan baik dan mengacu pada silabus yang telah oleh kelompok
kerja sekolah/MGMP.
Salah
satu tugas guru yang paling utama terkait dengan rencana pembelajaran yakni
menjabarkan (mengembangkan) silabus (dulu GBPP) kedalam persiapan pembelajaran
(satuan pelajaran/satpel) yang bersifat lebih hierarkis, operasional, dan
detail. Bedanya kalau dulu guru wajib menginduk pada GBPP yang dibuat oleh
pusat, sekarang guru bisa mengubah, memodifikasi, bahkan membuat sendiri
silabus yang sesuai dengan kondisi sekolah dan daerah.
Guru
diberikan wewenang secara leluasa untuk dapat menganalisis silabus tersebut
sesuai dengan karakteristik dan kondisi sekolah, serta kemampuan guru itu
sendiri dalam menjabarkan (mengembangkan) menjadi persiapan mengajar yang
disebut rencana pembelajaran, yang siap dijadikan pedoman pembentukan
kompetensi siswa.
Agar
guru dapat membuat rencana pembelajaran yang efektif dan berhasil guna maka guru
dituntut untuk dapat memahami secara komprehensif berbagai aspek yang berkaitan
dengan persiapan pembelajaran, seperti prinsip dan prosedur pengembangan
persiapan pembelajaran di kelas.
Dengan
demikian, persiapan pembelajaran menjadi
sesuatu hal yang sangat penting dilakukan oleh guru, sebagai bagian yang
tak terpisahkan dalam konteks implementasinya dan upaya optimal untuk membentuk
kompetensi siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
2.3.FUNGSI
RENCANA PEMBELAJARAN
Sedikitnya
terdapat dua fungsi rencan pembelajaran, yaitu :
1.
Fungsi Perencanaan
Yang
dimaksud dengan fungsi perencanaan dalam konteks persiapan pembelajaran adalah
bahwa rencana pembelajaran hendaknya dapat mendorong guru lebih siap melakukan
kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang mayang. Oleh karena itu, setiap
akan melakukan pembelajaran guru wajib memilki persiapan, baik persiapan
tertulis maupun tidak tertulis. Komponen-komponen yang harus diperhatikan dan
dipahami guru dalam menyiapkan rencana pembelajaran ini, antara lain adalah
kompetensi dasar, meteri standar, hasil belajar, indicator hasil belajar.
Evaluasi berbasis kelas (EBK), ujian berbasis sekolah atau school based exam
(SBE), dan prosedur pembelajaran.
2.
Fungsi pelaksanaan pembelajaran
Rencana
pembelajaran hendaknya disusun secara sistemik dan sistematis, utuh dan
menyeluruh, dengan beberapa kemungkinan penyesuaian dalam situasi pembelajaran
yang actual. Dengan demikian, rencana pembelajaran akan dapat berfungsi sebagai
instrument untuk mengefektifkan proses pembelajaran dengan apa yang telah
direncanakan. Dalam konteks, ini materi standar yang dikembangkan dan dijasikan bahan kajian oleh siswa harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya, mengandung nilai fungsional,
praktis serta disesuaikan panduan pembelajaran dengan kondisi dan kebutuhan
lingkungan, sekolah, dan daerah. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran harus
terorganisasi melalui serangkaian kegiatan tertentu, dengan strategi yang tepat.
2.4
PRINSIP PENGEMBANGAN RENCANA
PEMBELAJARAN
Terdapat
beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan persiapan
pembelajaran, antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Kompetensi yang dirumuskan dalam
persiapan pembelajaran harus jelas. Semakin konkrit perumusan kompetensi yang
akan decapai dalam proses pembelajaran, makin mudah diamati, dan makin tepat
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut.
2.
Rencana pembelajaran harus sederhana dan
fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan
kompetensis siswa.
3.
Kegiatan-kegiatan yang disusun dan
dikembangkan dalam rencana pembelajaran harus sesuai dengan kompetensi dasar
yang telah ditetapkan.
4.
Rencana pembelajaran yang disiapkan
harus utuh dan menyeluruh (hilistik), serta jelas pencapaiannya.
5.
Harus ada koordinasi antar kelompok
pelaksana program disekolah, teruitama bila pembelajaran dilaksanakan secra tim
(team teaching) atau moving class.
Selain
itu dalam rencana pembelajaran, terdapat bebrapa hal penting yang perlu
diperhatiakn, yaitu:
1.
Rencana pembelajaran dipandang sebagai
suatu proses yang secra hati-hati di arahkan pada tindakan mendatang, missal
untuk pembentukan kompetensi dan mungkin akan melibatkan orang lain , seperti
pengawas dan komite sekolah.
2.
Rencana pembelajaran diarahkan pada
tindakan dimasa mendatang yang dihadapkan pada berbagai masalah, tantangan dan
hambatan yang tidak jelas dan tidak pasti.
3.
Rencana pembelajaran sebagai bentuk
kegiatan perencanaan erat hubungannya dengan bagaimana sesuatu dapat dikerjakan
dengan optimal. Oleh karenanya, rencana pembelajaran merupakan instrument yang
memuat perencanaan pembelajaran secara holistic dan dapat dilaksanakan secara
optimal dalam pembelajaran sehingga dapat merangsang dan membantu pembentukan
kompetensi siswa.
Untuk
menciptakan proses pembelajaran yang optimal dan berkualitas, dengan berpedoman
pada pengembangan rencana pembelajaran tersebut, Gagne dean Briggs mengajukan 4
asumsi sebagai berikut :
1.
Rencana pembelajaran perlu dikembangkan dengan
baik dan menggunakan pendekatan sistem.
2.
Rencana pembelajaran harus
dikembangkan pengetahuan tentang siswa.
3.
Rencana pembelajaran harus dikembangkan
untuk memudahkan siswa belajar dan emmbentuk kompetensi dirinya.
4.
Rencana pembelajaran hendaknya tidak
dibuat asal-asalan, apalagi hanya untuk memenuhi kebutuhan administrative saja,
tetapi rencana pembelajaran harus dibuat secara ilmiah, komprehensif dan dapat
digunakan sebagai panduan dalam mencapai pembentukan kompetensi siswa dalam
proses pembelajaran.
2.5. LANGKAH-LANGKAH
MENYUSUN RENCANA PEMBELAJARAN
Pengembangan
rencana pembelajaran sebelum melakukan proses pembelajaran merupakan salah satu
bagian yang sangat penting. Untuk dapat membuat rencana pembelajaran yang baik
dan dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien,
seorang guru perlu mengetahui unsur-unsur persiapan pembelajaran, yang antara
lain adalah analisis kebutuhan siswa, tujuan-tujuan yang hendak dicapai,
berbagai strategi yang relevan digunakan dan criteria evaluasi (Rosyada,
2003:123). Dari uraian tersebut setidaknya ada 4 langkah dalam melakukan
rencana pembelajaran, yakni sebagai berikut :
1)
Perencanaan untuk mengapresiasi
keragaman.
2)
Merumuskan tujuan dan kompetensi.
3)
Menyusun rencana implementasi
pembelajaran dalam kelas.
4)
Menentukan model penilaian (evaluasi).
Untuk
keperluan pelaksanaan pembelajaran di kelas, perlu dibuat rencana cara
pembelajaran. Rencana pembelajaran tersebut merupakan realisasi dari pengalaman
belajar peserta didik yang telah ditentukan pada tahapan penentuan pengalaman
belajar peserta didik. Komponen rencana cara pembelajaran meliputi :
1.
Identitas mata pelajaran (nama mata
pelajaran, kelas, semester, dan waktu atau banyaknya jam pertemuan yang
dialokasikan).
2.
Kompetensi dasar (yang hendak dicapai
atau merupakan pencapaian kompetensi).
3.
Materi pokok (beserta uraiannya yang
perlu dipelajari peserta didik dalam rangka mencapai kompetensi dasar).
4.
Strategi pembelajaran (kegiatan
pembelajaran secara konkret yang harus dilakuykan oleh peserta didik dalam
berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai
kompetensi dasar).
5.
Media (yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran).
6.
Penialian assesmen dan tindak lanjut
(instrument dan prosedur yang digunakan untuk menilai pencapaian belajar
peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian. Misalnya remedial,
pengayaan, dan sebagainya).
7.
Sumber bahan (yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai).
Lebih
rinci Mulyasa mengindentifikasi beberapa komponen yang diperluakn dalam
melakukan persiapan pembelajaran, antara lain :
1.
Mengidentifikasi kompetensi.
2.
Menetapkan materi standar.
3.
Mengembangkan indicator hasil belajar.
4.
Melakukan pertahapan dalam proses
pembelajaran.
5.
Mengidentifikasi model penilaian
berbasis kompetensi.
2.6.
KINERJA GURU DALAM RENCANA
PEMBELAJARAN
Eksistensi
guru dalam setiap proses pembelajaran merupakan salah satu komponen belajar
yang tidak bisa diabaikan. Guru merupakan salah satu pengembang kurikulum yang akan
penerjemahkan, menjabarkan, dan mentransformasikan niali-nilai yang tertuang
dikurikulum. Dalam konteks ini, guru tidak hanya dituntut untuk dapat
mentransfer pengetahuan, melainkan juga harus mampu menciptakan proses
pembelajaran yang integral, komprehensif dan holistic, sehingga para siswa
dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.
Dalam
konteks persiapan pembelajaran, seorang guru perlu memiliki kinerja yang tinggi
agar rencana pembelajaran yang akan dialksanakan dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan. Guru sebagai pengembang rencana dan proses pembelajaran
seyogyanya melakukan penilaian terhadap efektivitas pelaksaannya. Penilaian
dapat dialksanakan selama proses implementasi rencana pembelajaran maupun
sesudahnya, sehingga kegiatan yang terbaik bagi guru sebagai pengembang
kurikulum di sekoalh adalah melakukan evaluasi kurikulum secara terus-menerus,
utuh, dan menyeluruh. Pendekatan dan teknik yang dapat digunakan dalam menialai
kurikulum yang berlaku itu beragam sesuai dengan sasaran, fungsi, dan tujuan
penilaian.
Guru
yang memiliki kinerja tinggi akan bernafsu dan berusaha meningkatkan
kompetensinya, baik dalam kaitannya dengan perencanaan, pelaksanaan, maupun
penilaian pembelajaran, sehingga diperoleh hasil kerja yang optimal. Sedikitnya
ada sepuluh faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru, baik faktor internal
maupun faktor eksternal. Kesepuluh faktor tersebut adalah dorongan untuk
bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat terhadap tugas, penghargaan atas
tugas, peluang untuk berkembang, perhatian dari kepala sekolah, hubungan
interpersonal dengan sesama guru, KKG, kelompok diskusi terbimbing, serta
layanan.
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Pendidikan pada
dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk
mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.
Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling pengaruh antara
pendidik dengan peserta didik.dalam saling pengaruh antara pendidik dengan
peserta didik.
Rencana
pembelajaran pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek yang dilakukan
oleh guru untuk dapat memperkirakan berbagai tindakan yang akan dilakukan di
kelas. Perencanaan pembelajaran tersebut perlu dilakukan agar guru dapat
mengkoordinasikan berbagai komponen pembelajaran yang berorientasi (berbasis)
pada pembentukan kompetensi siswa, yakni antara lain kompetensi dasar, meteri
standar, indicator hasil belajar, dan penilaian berbasis kelas (PBK).
Kompetensi dasar berfungsi untuk memberikan makna terhadap materi standar.
Indiaktor hasil belajar berfungsi sebagai alat untuk mengukur ketercapaian
kompetensi. Sedangkan PBK berfungsi sebagai alat untuk mengukur pembentukan
kompetensi serta menentukan tindakan yang harus dilakukan jika kompetensi
standar belum tercapai.
Menyiapkan
persiapan dalam proses pembelajaran merupakan langkah awal yang harus dialkukan
oleh guru, karena bagaimanapun rencana pembelajaran merupakan muara dari implementasi
pengetahuan, teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang
objek belajar dan situasi pembelajaran. Rencana pembelajaran merupakan suatu
perkiraan atau suatu proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan yang akan
dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas, baik yang dilakukan oleh guru
maupun yang dilakukan oleh siswa.
Dalam menyiapkan
rencana pembelajaran ini, guru harus terlebih dahulu mengetahui dan
menganalisis dengan baik kompetensi yang akan dibentuk dalam setiap interaksi edukatif.
Dengan kata lain, dalam persiapan pembelajaran diperlukan kejelasan kompetensi
dasar yang akan dimiliki oleh siswa., apa yang harus dilakukan, apa yang harus
dipelajari, bagaimana mempelajarinya,
serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah mengetahui kompetensi
tertentu. Aspek-aspek tersebut merupakan unsure yang secara minimal harus ada
dalam setiap rencana pembelajaran sebagai pesoman guru dalam melaksanakan
pembelajaran, dan membentuk kompetensi peserta didik.
3.2.
KRITIK
Banyak pendidik
menerapkan model lama dalam mentranferilmu, dengan cara ceramah dan hanya
mencatat buku sampai habis, selain itu dalam pelaksanaanya belum bisa memahami
tentang rencana pembelajaran sehingga dalam mengajarpun tidak mempunyai rencana
pembelajaran sama sekali. Akibatnya ketidak keteraturan dalam prose belajar
mengajar dan dapat menimbulkan kejenuhan pada anak didik.
3.3.
SARAN
Penulis
menyarankan agar pendidik bisa memahami tentang rencana pembelajarn agar bisa
diaplikasikan dalam proses belajar mengajar. Sehingga proses belejar mengajar
menjadi terarah dan sistematis guna pencapaian tujuan belajar yang efektif dan
efisien.
DAFTAR
PUSTAKA
Depag, 2006. Sistem Pembelajaran. Bandung : Aditama
Bandung.
Nana Sudjana. 1990. Teori-Teori Belajar untuk
Pengajaran. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Syaiful Sagala. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran.
Bandung:
Alfabeta.
Sujdana, Nana. 1996. Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar. Bandung:
Rosdakarya.
Sugandi, Achmad. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang
:UPT MKK UNNES
Prof.Dr.Nana Syaodih sukmadinata. 2004. Landasan
Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar